Viral! Cuitan Lama Terbukti, Dugaan BBM Oplosan Pertamina

pertamina
banner 468x60

Sebuah cuitan lama di media sosial kembali berkembang ke permukaan setelah terbukti relevan dengan kasus dugaan pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) yang melibatkan beberapa pejabat utama PT Pertamina Patra Niaga.

Kejaksaan Agung Republik Indonesia baru-baru ini menangkap beberapa bos perusahaan tersebut atas dugaan manipulasi kadar oktan dan peningkatan harga BBM jenis Pertalite dan Pertamax.

Menariknya, dugaan ini sudah dibocorkan seorang netizen sejak tahun 2022. Dalam unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), akun @yo2thok mengklaim telah menguji kadar oktan Pertalite dengan menggunakan alat uji otomatis. Hasilnya mengejutkan—oktan yang seharusnya berada di angka 90, ternyata hanya mencapai 86.

“Jadi namanya perampokan, dan aparat melempem seperti kerupuk kena air,” tulis @yo2thok dalam cuitannya pada 7 Oktober 2022.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Dia mengaku telah dihubungi oleh tim setelah cuitan itu menjadi viral. Pihak Pertamina mengaku akan menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium pengujian BBM Pertamina. Namun, itu hanya omong kosong belaka.

“Dari tweet ini, tim pemasaran Pertamina menghubungi dan menemui saya di sebuah tempat. Mereka berjanji akan menunjukkan hasil uji mereka secara langsung dari laboratorium pengujian bahan bakar Pertamina. Sampai saat ini, hanya omong kosong belakang,” ujarnya.

Kurasa curigaan tentang BBM tidak berhenti di situ. Seseorang netizen lain, @penyayaaaaaaang, bahkan menduga bahwa produk Pertamax yang dijual sebenarnya hanya Pertalite dengan label yang berbeda.

“Jangan-jangan, yang disebut ‘Pertamax’ adalah ‘Pertalite’?” tulisnya pada 8 Oktober 2022.

Seperti yang diketahui, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan sembilan orang sebagai tersangka. Kesembilan tersangka itu di antaranya, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan; Direktur Pemotongan dan Optimalisasi Bahan Bakar dan Produk PT Pertamina International, Sani Dinar Saifuddin; Wakil Presiden (VP) Manajemen Bahan Bakar PT Kilang Pertamina International, Agus Purwono.

Terjemahan teks tersebut dalam bahasa Indonesia adalah: Lalu, Direktur Utama PT Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi; Pemilik yang Manfaat PT Navigator Katulistiwa, Muhammad Kerry Adrianto Riza; Komisaris PT Navigator Katulistiwa dan Komisaris PT Jenggala Maritim, Dimas Werhaspati; Komisaris PT Jenggala Maritim serta Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak, Gading Ramadhan Joedo; Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga, Maya Kusmaya; Kepala Operasional Perdagangan BBM Patra Niaga, Edward Corne.

Mereka diduga melakukan pengoplosan atau blending Pertalite di gudang simpanan/depo untuk menjadi Pertamax RON 92. Kasus tersebut terjadi di lingkungan PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sejak 2018-2023. Kasus korupsi itu mengakibatkan kerugian keuangan negara mencapai ratusan triliun rupiah.

www.kabarpati.com
www.detik.com
banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *