Trump Tingkatkan Pajak Impor, Harga Minyak Mentah Gocek

banner 468x60

Harga barang-barang dagangan berakhir dengan variasi pada hari Rabu (2/4). Di bawah ini adalah ringkasan dari harga-harga tersebut saat pasar tutup di akhir hari Rabu:


Minyak Mentah

Harga minyak mentah merosot menuju zona negatif setelah mengalami kenaikan sebesar satu dolar di sesi perdagangan usai penutupan pada hari Rabu akibat ancaman tariff impor yang lebih tinggi terhadap mitra dagang dari Presiden AS Donald Trump.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Pengumuman harga itu menimbulkan ketidakpastian tentang kemungkinan perang dagang global akan mengurangi permintaan untuk minyak mentah.

Menurut laporan dari Reuters, nilai minyak mentah jenis Brent meningkat sebesar 46 sen atau 0,6% hingga mencapai USD 74,95 per barel. Sementara itu, harga untuk minyak mentah West Texas Intermediate Amerika Serikat juga mengalami kenaikan sebanyak 51 sen atau 0,7%, sehingga berada di posisi USD 71,71.

Kontrak minyak AS meningkat sebesar satu dolar namun akhirnya berubah menjadi negatif, sama seperti kontrak Brent, saat presiden Donald Trump memberikan konferensi pers pada hari Rabu sore itu dan menyatakan akan menetapkan tarif terhadap beberapa mitra perdagangan mereka seperti Uni Eropa, Cina, serta Korea Selatan.

Sejak beberapa minggu terakhir, Trump sudah mempromosikan tanggal 2 April sebagai hari kebebasan, hal ini akan membawa tantangan baru yang bisa menggoncangkan struktur perdagangan dunia.


Batu Bara

Harga batubara diamati mengalami penurunan di sesi penutupan perdagangan hari Rabu kemarin. Berdasarkan data dari Bursa ICE Newcastle (Australia), nilai batubara untuk kontrak pengiriman bulan Mei tahun 2025 bergerak turun sebesar 2,40% mencapai level USD 105 per ton.


CPO

Harga minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) diamati mengalami kenaikan ringan di akhir sesi perdagangan hari Rabu. Berdasarkan data dari Trading Economics, nilai CPO bertambah sebesar 2,22% mencapai MYR 4.518 setiap tonnya.

Harga minyak kelapa sawit berjangka di Malaysia naik sekitar 2,5% mencapai MYR 4.500 per ton, mendorong peningkatan harga selama empat sesi berturutan pasca liburan Idul Fitri. Angka ini hampir menyentuh titik tertingginya dalam dua pekan terakhir, dipicu oleh data dari survei eksportasi yang mengindikasikan lonjakan permintaan sebesar 0,4%, atau total 3,92%, pada ekspor minyak kelapa sawit negara tersebut untuk periode Maret.

Di Amerika Serikat, konsorsium antara perusahaan minyak dan bahan bakar biologis melapor kepada Badan Pelindung Lingkungan untuk mendukung adanya kuota nasional yang meningkat terhadap campuran biomass dalam solar. Berpaling ke pasar konsumen besar seperti China, aktifitas produksi industri tetap menunjukkan stabilitas di bulan Maret walaupun hadirnya hambatan berupa bea masuk.

Pada saat yang sama, Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) meramalkan bahwa harga cenderung stabil dalam beberapa minggu mendatang, dipengaruhi oleh peningkatan produksi serta permintaan dari negara-negara seperti India. Akan tetapi, sikap hati-hati terhadap pemulihan produksi musiman pada bulan Maret mungkin menahan lonjakan lebih besar lagi. Diharapkan proses penyembuhan tersebut perlahan-lahan akan membantu meningkatkan stok, walaupun MPOC tidak berpikir ada tekanan persediaan yang cukup kuat.


Nikel

Harga nikel diperhatikan merosot di akhir sesi dagang Rabu. Nama lainnya, harga nikel yang ditentukan oleh LME jatuh sebesar 0,89 persen mencapai USD 15.964 tiap ton.


Timah

Harga timah turut mengalami kenaikan di akhir sesi perdagangan Rabu. Menurut data dari LME, harga logam tersebut bertambah sebesar 1,18 persen mencapai USD 37.921 untuk setiap tonnya.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *