Sejarah Pembangunan Jalan Tol di Indonesia
Jalan tol di Indonesia memiliki kisah panjang yang dimulai pada era 1970-an sebagai langkah ambisius untuk menghubungkan wilayah-wilayah strategis. Proyek jalan tol pertama, Tol Jagorawi, dibangun dengan harapan menjadi simbol kemajuan infrastruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, pembangunannya tidak luput dari tantangan, mulai dari masalah pembebasan lahan hingga kritik terkait dampak lingkungan. Pada masa Orde Baru, proyek jalan tol semakin berkembang pesat sebagai bagian dari rencana besar modernisasi transportasi.
Berbagai ruas tol mulai merambah ke seluruh penjuru negeri, menghubungkan kota besar hingga wilayah terpencil. Di balik keberhasilan ini, ada kisah perjuangan, inovasi, dan kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Kini, jalan tol menjadi nadi penggerak ekonomi, sekaligus saksi bisu transformasi Indonesia menuju negara yang lebih maju.
Salah satu jalan tol merupakan bagian penting dari setiap perjalanan antar kota bagi pengguna kendaraan bermotor hasil karya manusia empat atau lebih roda. Jalur ini sering dilalui karena dengan ini perjalanan dari satu bandar ke bandar lainnya dapat selesai lebih cepat waktu yang diterapkan.
Untuk melintasi jalan tol, pengendara mobil dan kendaraan sejenisnya wajib membayar tarif tertentu. Biaya ini sangat penting karena digunakan untuk memelihara dan mengembangkan sistem serta infrastruktur jalan tol yang dilalui.
Tahukah Anda bahwa klaim bahwa kata “tol” dalam jalan tol berasal dari Bahasa Inggris merupakan kesalahan? Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
.
Ternyata, pernyataan itu salah, Bunda. Ahli bahasa Ivan Lanin membantah pernyataan yang sudah banyak diucapkan itu melalui akun X (dulu Twitter) pribadinya.
Ivan Lanin, menurut Twitter akun @ivanlanin
Keratabasa adalah istilah yang merujuk pada akronim atau frasa yang dianggap sebagai singkatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengaturan keratabasa tidak mengikuti aturan bahasa baku dan sering digunakan sebagai lelucon.
Dalam bahasa Latin klasik, yang diarikan ke dalam bahasa Belanda kuno.
‘.
Hal ini merujuk pada jalur yang tidak mementuk biaya dari setiap kendaraan yang melewati.
Secara struktur, jalan tol dibuat khusus untuk kendaraan dengan dua rodanya atau lebih, bertujuan untuk memperlancar lalu lintas dengan mempersingkat jarak dan waktu tempuh. Untuk menikmati fasilitas ini, pengguna jalan tol wajib membayar tarif yang telah ditetapkan. Besaran tarif biasanya berdasarkan jarak tempuh dan jenis kendaraan.
Asal-usul jalan tol di Indonesia
Jalan tol pertama di Indonesia adalah Tol Jagorawi, yang pembangunannya dimulai pada tahun 1975. Proyek ini dibiayai oleh pemerintah melalui anggaran negara dan bantuan pinjaman dari luar negeri, yang diletakkan di bawah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. sebagai mitra modal dan penerima tanggung jawab atas proyek jalan tol.
Tiga tahun kemudian, jalan tol Jagorawi yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi telah selesai dibangun. Jalan tol ini diresmikan dan mulai beroperasi pada tahun 1978 dengan panjang jalur 59 km, termasuk akses jalan.
Seiring bergulirnya waktu, pemerintah Indonesia semakin menyadari betapa pentingnya pembangunan jalan tol untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mempercepat arus lalu lintas. Oleh karena itu, pada tahun 1987, perusahaan swasta mulai berinvestasi sebagai operator jalan tol melalui kesepakatan kuasa pengusahaan dengan PT. Jasa Marga.
Sayangnya, pembangunan infrastruktur jalan tol sempat berhenti karena adanya krisis moneter pada bulan Juli 1997. Pemerintah harus menunda pembangunan sejumlah jalan tol, sesuai dengan Keputusan Presiden No. 39/1997.
Senangnya, lima tahun setelahnya, pemerintah kembali menerbitkan Keputusan Presiden No. 15/2002 yang memerintahkan untuk melanjutkan proyek-proyek infrastruktur yang tertunda. Evaluasi pun dilakukan sehingga terbangun empat ruas jalan dengan total panjang 41,80 km pada tahun 2001-2004.
Selain itu, pemerintah kembali menerbitkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan. Isi peraturan ini mencabut wewenang pembentukan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) sebagai regulator baru.
Dalam kegiatan BPJT, proses pembangunan jalan tol diarahkan untuk diselesaikan dengan cepat. BPJT bertugas untuk melanjutkan segera 19 proyek jalan tol yang telah tertunda semenjak tahun 1997 ini.
Hingga saat ini, panjang jalan tol yang beroperasi di Indonesia telah mencapai 2,8 juta kilometer. Pembangunan dan pemeliharaan jalan tol tersebut dikelola oleh 59 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang mengelola 73 ruas jalan tol, termasuk 132 Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP).
Dampak Ekonomi dari Jalan Tol Baru
Jalan tol baru yang dibangun di Indonesia memberikan dampak ekonomi yang signifikan, baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Dengan adanya tol ini, aksesibilitas antar daerah meningkat, memudahkan distribusi barang dan jasa, serta mengurangi waktu tempuh perjalanan.
Hal ini mendorong pertumbuhan industri lokal dan menciptakan peluang kerja baru. Selain itu, jalan tol juga menarik investasi dari sektor swasta, yang berkontribusi pada pembangunan infrastruktur lainnya.
Namun, dampak negatif seperti peningkatan biaya transportasi dan potensi kemacetan di pintu keluar harus menjadi perhatian. Pemerintah perlu memastikan bahwa manfaat ekonomi dari jalan tol dapat dirasakan secara merata oleh semua kalangan.
Demikian informasi menarik tentang kata “tol” dan sejarah pembangunan jalan tol di Indonesia. Semoga informasi ini berguna.
www.kabarpati.com |
www.detik.com |