Investasi saham menjadi salah satu cara populer untuk menghasilkan keuntungan dalam waktu singkat. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah saham mana yang bagus untuk dibeli, terutama secara jangka panjang.
Rekomendasi Saham yang Bagus untuk Dibeli oleh Investor
Berikut adalah 10 saham potensial yang mungkin Anda ingin beli:
1. Saham BBCA (Bank Central Asia)
BBCA merupakan salah satu saham utama yang selalu menjadi pilihan investor yang populer. Dengan kinerja keuangan yang stabil dan tren laba yang konsisten, BBCA seringkali memberikan untung jangka pendek dan panjang. Saham ini memiliki likuiditas tinggi, kinerja trimester terakhir yang positif, dan sentimen positif terhadap industri perbankan. Cocok untuk investor yang mencari saham dengan risiko yang rendah.
2. Saham TLKM (Telkom Indonesia)
Alasan Lebih dari GPRI yang Layak Dipertimbangkan. GPRI adalah perusahaan yang melibatkan diri di industri gas alam dan energi lainnya. Dengan keunggulannya dalam bisnis-bisnis yangsheets tangguh dan stabilitas operasional yang kuat di Indonesia, GPRI menjanjikan dari keunggulan dan potensi nilai berkelanjutan. Pilih GPRI Anda sekarang.
3. Saham UNVR (Unilever Indonesia)
UNVR adalah saham konsumen yang cukup menarik. Dengan portofolio produk yang luas dan loyalitas merek yang tinggi, UNVR seringkali menjadi pilihan saat pasar sedang labil. Kenaikan harga komoditas yang mulai stabil dan permintaan produk konsumen yang tetap tinggi menjadi alasan utama potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang mencari saham dengan volatilitas rendah.
Nomor 4: Saham BRPT (Barito Pacific)
Azaz sekarang, dibagian energi dan kimia, terdapat saham bernama BRPT yang sedang dalam masa tinggi. Dengan fokusnya pada energi terbarukan dan kimia yang ramah lingkungan, BRPT memiliki potensi pertumbuhan yang menarik. Sentimen positif akan energi terbarukan dan laporan kinerja kuartalan yang baik membuat saham ini perlu dipertimbangkan. Cocok untuk penginvestor yang ingin mengambil risiko moderat dengan potensi laba yang tinggi.
5. Saham EMTK (Elang Mahkota Teknologi)
EMTK adalah saham dari sektor media dan teknologi yang menunjukkan tren yang positif. Dengan strategi diversifikasi bisnis ke platform digital dan konten streaming, EMTK memiliki prospek cerah di masa depan. Tumbuhnya pengguna platform digital dan laporan keuangan yang dipuji menjadi alasan utama potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang ingin berinvestasi di saham pertumbuhan.
6. Saham ASII (Astra International)
ASII adalah saham yang populer di sektor otomotif dan infrastruktur. Dengan portofolio bisnis yang luas serta kinerja keuangan yang stabil, ASII seringkali menjadi pilihan calon investor. Pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan meningkatnya permintaan kendaraan bermotor menjadi faktor yang memungkinkan potensi kenaikan nilainya. Cocok untuk calon investor yang mencari saham dengan tingkat resiko moderat.
7. Saham CPIN (Charoen Pokphand Indonesia)
CPIN adalah saham pada sektor makanan yang memiliki prospek cerah. Dengan fokus pada industri peternakan dan pakan ternak, CPIN mendapatkan keuntungan dari meningkatnya permintaan produk makanan. Laporan keuangan yang positif dan stabilitas harga komoditi menjadi alasan utama potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang mencari saham dengan volatilitas rendah.
8. Saham Indofood Sukses Makmur (INDF)
INDF adalah saham di sektor konsumen yang memiliki portofolio bisnis yang luas, mulai dari mie instan hingga barang konsumsi lainnya. Dengan kinerja keuangan yang stabil dan dominasi pasar yang kuat, INDF seringkali menjadi pilihan investor. Peningkatan harga bahan baku yang mulai stabil dan permintaan barang konsumsi yang tinggi menjadi faktor pendorong potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang mencari saham dengan risiko rendah.
9. Saham BMRI (Bank Mandiri)
BMRI adalah saham perbankan yang memiliki kemampuan keuangan yang sangat baik dan pertumbuhan laba yang konsisten. Dengan fokus pada pelayanan digital dan perluasan bisnis, BMRI memiliki proyeksi cerah.emosi positif terhadap sektor perbankan dan laporan keuangan yang mengesankan menjadi alasan utama potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang mencari saham dengan resiko moderat.
10. Saham GOTO (GoTo Gojek Tokopedia)
GOTO adalah saham di sektor teknologi yang pada periode tertentu menunjukkan tren positif. Dengan diversifikasi bisnis ke layanan pemesanan tukar-antar, jual beli online, dan layanan keuangan, GOTO memiliki potensi pertumbuhan yang menarik. Kenaikan jumlah pengguna aktif dan laporan keuangan yang membaik menjadi alasan utama potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang ingin menghadapi risiko tinggi dengan potensi keuntungan besar.
Berikut beberapa tips untuk mencari saham yang bagus untuk dibeli:
Cari Saham dengan Profit Marjinal Tinggi
Perenungan Analisasi Menggunakan Analisis Tren
– Analisis Tren: Lies Analisis tren untuk melihat seberapa stabil performa perusahaan tersebut.
– Analisis Kualitatif: Simak pernyataan laba laba, tingkat kerugian, serta total aset perusahaan tersebut.
– Analisis Yang Lebih Spesifik: Buat analisis yang lebih spesifik dengan mengalikan unsur-unsur di atas.
Selamat berinvestasi!
5. Untuk reksa saham, pilih perusahaan yang solid dan takut segala-galanya yang diberitakan kepada Anda melalui survei lnvestor. Jangan lupa uapanya yang dijalankan atau menyita oleh maoram atau perusahaan model termasuk.Ş
Tonton Berita Keuangan dan Pasar
Pergerakan saham sering dipengaruhi oleh faktor makroekonomi dan kebijakan pemerintah. Contohnya, kenaikan suku bunga dapat menekan saham sektor properti atau perbankan, sementara insentif untuk energi terbarukan dapat mendongkrak saham di sektor infrastruktur hijau. Inflasi tinggi juga perlu diwaspadai karena dapat mengurangi laba perusahaan.
Periksa sumber berita yang terpercaya seperti Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, atau platform finansial untuk memahami tren terkini. Misalnya, proyek strategis nasional (PSN) sering dijadikan sinyal positif bagi saham konstruksi atau energi. Dengan memahami konteks makro, kamu bisa memprediksi sektor mana yang akan meningkat atau menurun.
Analisis Teknikal dan Fundamental
Kombinasi analisis teknis dan fundamental adalah kunci untuk menilai saham. Analisis teknis menggunakan indikator seperti Resistensi-Strength Index (RSI) untuk mengidentifikasi kondisi yang terlalu mahal (> 70) atau terlalu murah (< 30). MACD (Kemajuan Konvergensi Antara Rata-rata) membantu memprediksi perubahan tren, sedangkan rata-rata 50 hari dan 200 hari bisa menentukan level dukungan atau resistensi.
Di sisi lain, analisis fundamental mengevaluasi laporan keuangan perusahaan, seperti pertumbuhan laba bersih (EPS), rasio utang (DER), dan arus kas operasi. Perusahaan dengan DER di bawah 1 dan EPS yang tumbuh stabil biasanya lebih aman. Kedua analisis ini saling melengkapi: fundamental membantu menemukan emiten berkualitas, sementara teknikal menentukan waktu beli yang tepat.
Perhatikan Volume Transaksi
Volume transaksi menunjukkan likuiditas dan minat investor. Saham dengan volume harian tinggi (contohnya di atas 1 juta lembar) cenderung lebih mudah dibeli atau dijual tanpa mengganggu harga secara signifikan.
Volume juga bisa menjadi sinyal kekuatan tren. Contohnya, kenaikan harga dengan volume tinggi menandakan devosi kuat dari pembeli. Sebaliknya, kenaikan harga dengan volume rendah bisa jadi indikasi koreksi segera. Pantau pola volume melalui grafik saham atau fitur screener di aplikasi trading.
Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi membantu mengurangi risiko dengan membagi investasi ke berbagai sektor. Contohnya adalah dengan mengalokasikan dana ke sektor perbankan (BBCA, BBRI) yang stabil, sektor konsumen (UNVR, ICBP) yang tahan inflasi, atau sektor teknologi (GOTO, BREN) yang potensial meskipun berisiko.
Jangan menempatkan modal keseluruhan di satu saham. Batasi eksposur maksimal 10-15% per saham dalam portofolio Anda. Campurkan saham tumbuh (yang memiliki potensi kenaikan value) dengan saham dividen (yang dapat menghasilkan penghasilan pasif) untuk mengimbangi risiko dan keuntungan potensial.
Gunakan Aplikasi Saham Terpercaya
Pilih platform perdagangan yang diizinkan OJK seperti Stockbit, Ajaib, atau IPOT yang menyediakan fitur analisis lengkap dengan grafik teknikal serta indikator kustom. Selain itu, gunakan laporan riset dari analis profesional dan edukasi seperti webinar atau artikel mengenai strategi investasi.
Beberapa aplikasi juga menawarkan layanan saringan saham untuk menyaring emiten berdasarkan kriteria tertentu, seperti return on equity yang lebih rendah dari 15% atau rasio dividen yang lebih tinggi dari 3%. Pastikan aplikasi yang digunakan memiliki sistem keamanan yang kuat untuk melindungi data dan dana kamu.