, JAKARTA — Pemerintah Indonesia saat ini tengah berupaya menyapa secara langsung Presiden AS
Donald Trump
Untuk menegosiasikan tarif resiprokal senilai 32% bagi RI. Hal ini diselaraskan dengan agenda kunjungan Presiden China Xi Jinping ke beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, meskipun tidak termasuk Indonesia dalam daftar kunjungannya tersebut.
Wakil Indonesia bakal mengawali seri perundingan formal bersama pihak pemerintahan.
AS
Di Washington DC pada hari ini, Rabu (16/4/2025), pihak berwenang setidaknya akan mengusulkan empat poin guna negosiasi.
tarif
resiprokal 32% yang diimplementasikan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Indonesia.
Tim delegasi tersebut meliputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Luar Negeri Sugiono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir, serta Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.
China Bersedia Menerima Penawaran Perundingan Tentang Tarif Impor dari AS Sejauh…
Sepekan penuh, antara tanggal 16 hingga 23 April 2025, agenda mereka mencakup pertemuan dengan para perwakilan dari USTR (Perwakilan Dagang Amerika Serikat), Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Menteri Hubungan Luar Negeri AS Marco Rubio, serta Menteri Keuangan AS Scott Bessent.
Airlangga mengungkapkan pemerintah sudah menyiapkan non-paper atau dokumen informal yang berkaitan dengan tawaran tarif, instrumen perdagangan di luar tarif, relaksasi hambatan perdagangan di luar tarif, hingga investasi di sektor riil maupun keuangan.
:
Bos Plataran Ungkap Peluang Sektor Pariwisata RI di Tengah Polemik Tarif Trump
Sementara ketika dikonfirmasi apakah salah satu target negosiasi untuk memastikan semua barang-barang ekspor Indonesia ke AS dibebaskan tarif alias bea masuk 0%, pemerintah tidak menampik.
“Itu nanti yang akan dibahas di sana,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (14/4/2025).
:
Pemerintah Indonesia Sajikan 4 Poin kepada Amerika Serikat dalam Perundingan Tarif Donald Trump
Indonesia mengusulkan 4 poin kesepakatan kepada AS untuk memperbincangkan tarif yang diberlakukan oleh Trump.
Pertama,
Pemerintah bersiap membayar sejumlah barang dari Amerika Serikat yang bernilai kira-kira 18 miliar dolar guna menyamakan neraca perdagangan dengan negeri yang juga disebut sebagai Negeri Paman Sam.
Kedua,
Pemerintah lewat BPI Danantara bakal mendukung Badan Usaha Milik Negara (BUMN) supaya berinvestasi di Amerika Serikat. Ini merupakan bagian dari usaha perundingan tentang tariff balasan yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Indonesia.
“Apart dari menarik investasi AS ke Indonesia, negara ini juga akan memiliki perusahaan yang berinvestasi di Amerika Serikat,” kata Airlangga.
Ketiga,
pemerintah ingin merelaksasi kebijakan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) hingga kuota impor karena sejumlah kebijakan hambatan perdagangan tersebut menjadi persoalan pemerintah AS.
“Apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden sebelumnya tentang deregulasi mencakup berbagai aspek seperti ekspor, impor, serta TKDN yang berkaitan dengan ICB [International Competitive Bidding] adalah apa yang dimaksud,” papar Airlangga.
Terakhir, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pihaknya ingin melakukan penyesuaian PPh impor untuk produk tertentu seperti elektronik, seluler, dan laptop dari yang awalnya dikenai PPh impor sebesar 2,5% menjadi 0,5%.
Ini berarti akan ada pengurangan tambahan sebesar 2% pada beban tarif. Jadi
anything
“Apapun yang dapat meringankan biaya akibat beban tarif yang masih berlaku sebelum penurunan dari Amerika, kami akan mencoba untuk melaksanakannya,” kata Sri Mulyani pada acara Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4/2025).
Di samping itu, terdapat penyetelan ulang tariff Bea Masuk untuk seluruh barang impor dari Amerika Serikat yang termasuk tersebut.
most favored nation
(MFN) berkurang dari awalnya 5% hingga 10%, menjadi 0% sampai dengan 5%.
Xi Jinping Tidak Datang Ke RI
Presiden
China
Xi Jinping
melaksanakan perjalanan dinas resmi ke berbagai negeri di
Asia Tenggara
di tengah perang dagang.
Dilansir dari
Reuters
Xi mengawali kunjungan diplomatiknya ke tiga negara di kawasan ASEAN minggu ini dengan destinasi yaitu Vietnam, Kamboja, dan Malaysia. Kunjungan internasional kali ini adalah yang pertama bagi Xi dalam tahun ini.
China dan Vietnam diperkirakan akan menandatangani sekitar 40 perjanjian, termasuk beberapa perjanjian mengenai jalur kereta api.
Di sisi lain, kedatangan ke Malaysia dan Kamboja belum diperinci maksudnya, namun jelas bahwa perjalanan ini bertujuan untuk memperkuat ikatan diplomasi antar kedua negara.
Meskipun Indonesia tidak termasuk dalam daftar kunjungan negara China, belakangan ini Presiden Prabowo Subianto dan Xi telah melakukan komunikasi secara langsung lewat jalur telpon.
Komitmen itu dilaksanakan saat perayaan tepat 75 tahun hubungan diplomatis antara Indonesia dan China.
Menurut kantor berita sah China Xinhua, Xi mengungkapkan bahwa China dan Indonesia sudah lama saling mendukung melalui baik dan buruk, meraih kemajuan dalam kerja sama dua arah dan menikmati persahabatan yang erat.
“China dan Indonesia sudah saling mendukung baik dalam kebahagiaan maupun kesulitan serta terlibat dalam kolaborasi jujur sepanjang 75 tahun terakhir. Kedua negara ini berhasil meraih kemajuan signifikan pada hubungan bilateral mereka dan membangun pertemanan yang sangat erat di antara dua rakyat,” demikian tertulis dalam kabar berita hari Minggu, tanggal 13 April 2025.
Melalui perayaan ulangtahun ke-75 kemitraan antara China dan Indonesia, Xi Jinping menyatakan bahwa ia akan sangat menekankan pada peningkatan hubungan kedua negara tersebut.
Aspek-aspek yang akan dibahas lebih lanjut meliputi peningkatan kolaborasi strategis bilateral secara menyeluruh, memperbaharui sinergi di tingkat multilateral, dan terus mengembangkan elemen-elemen masyarakat antara China dan Indonesia berdasarkan visi bersama untuk periode baru.