Pelajaran Keuangan Berharga dari Ibu Warren Buffett

banner 468x60

Warren Buffett merupakan sosok yang berasal dari Amerika Serikat, di mana dia dikenal sebagai investor, pebisnis, serta orang yang rajin berbuat baik kepada sesama. Terlepas dari popularitasnya karena kaya raya, Buffett juga ternotori dengan kebiasaan memberi nasihat soal cara merawat harta bendanya. Ia populer lantaran menyampaikan ilmu-ilmu finansial berkaitan dengan investasi, menabung, dan menjaga pola hidup sederhana.

Apabila terdapat artikel tentang Warren Buffett yang muncul di ponsel saya, saya kerap kali menge-kliknya. Sesudah mempelajarinya, saya menyadari bahwa sejumlah pelajaran dari Warren Buffett cukup senada dengan tindakan ibu saya.

Di keluarga orangtua saya, ibu bertanggung jawab atas urusan finansial dan kami semua sebagai anak-anak sangat kagum padanya karena kemampuan beliau dalam mengelola uang dengan baik.

Saat aku menanyakan kepada ibuku tentang keberadaan Warren Buffett, beliau mengaku tak tahu di awal. Namun setelah beberapa waktu, ibuku berkata, “Bukankah dia adalah orang yang kaya namun menjalani gaya hidup sederhana?”

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Bisa jadi secara tidak langsung, ibu saya telah mengenal nama Warren Buffett. Yang mengejutkannya, tanpa disadari oleh ibu saya, beliau ternyata sudah menerapkan prinsip-prinsip yang diajar olehr Warren Buffett.

Berikut adalah nasihat mengenai keuangan dari Warren Buffett yang saya peroleh baik langsung maupun melalui ibu.

1. Jangan Kehilangan Uang

Mungkin kutipan terkenal Warren Buffett yang paling dikenal adalah “Aturan Nomor 1: Jangan pernah kehilangan uang. Aturan Nomor 2: Jangan sekali-kali melupakan aturan Nomor 1.”

(Rule Nomor 1: Jangan pernah kehilangan uang. Rule Nomor 2: Jangan pernah mengabaikan rule nomor 1.)

Dari perspektif ibuku, hal-hal seperti rumah, kendaraan, atau harta berharga lainnya merupakan investasi yang tidak boleh terlepas begitu saja dengan penjualan tanpa sisa. Menurut beliau, jika memang perlu menjualnya, sebaiknya menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih besar.

Sebagai contoh, menjual rumah untuk membeli hunian yang lebih baik, menukar kendaraan dengan otomobil yang superior, serta melebur emas menjadi hal lain yang lebih berguna dan profitable.

2. Biasakan Mengatur Keuangan yang Baik dan Sehat

Warren Buffett pernah berkata, “Banyak tindakan kita merupakan kebiasaan, dan rangkaian kebiasaan itu begitu ringan sehingga tidak disadari sampai akhirnya menjadi terlalu kuat untuk dipecahkan.”

Artinya dia menegaskan untuk terus berupaya membentuk kebiasaan finansial yang baik dan mengakhiri perilaku yang merugikan secara ekonomi.

Pada saat pertama kali menerima gaji, ibuku biasa menyetorkan sebagian uangnya sebagai tabungan terlebih dahulu, kemudian sisa uang tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari serta beberapa kewajiban lainnya. Dahulu, ibu selalu meletakkan uang untuk setiap pos anggaran di dalam amplop agar pemakaian uang dapat mengikuti perencanaannya dengan baik.

Ini menghasilkan kondisi finansial yang baik dan terbebas dari biaya tak terduga yang kurang penting, hingga akhir bulan dana kita masih aman serta memungkinkan kita untuk mencukupi kebutuhan hidup.

3. Jauhi Hutang dan Kartu Kredit

“Saya telah menyaksikan semakin banyak individu mengalami kegagalan disebabkan oleh alkohol dan leverage – leverage sendiri berarti meminjam dana,” ungkap Buffett.

Hutang merupakan sesuatu yang sangat ditolak oleh kedua orangtua saya. Bila masih dapat diselesaikan dengan dana milik sendiri, mereka enggan untuk berhutang. Meski demikian, jika benar-benar dibutuhkan, mereka lebih cenderung memilih untuk meminjam dari bank formal daripada lembaga keuangan informal atau bahkan rentenir.

Mereka tidak termasuk jenis orang yang menggali lubang untuk menutupi lubang, di mana mereka akan tergiur untuk berganti ke utang lain begitu satu pinjaman lunas. Mereka hanya akan berhutang apabila benar-benar dibutuhkan.

Kedua orang tuaku sempat mengambil pinjaman untuk melakukan pembaruan pada rumah kami karena kondisinya benar-benar sudah cukup parah. Pembenahan ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan serta fungsionalitas hunian tanpa harus membuat bangunan menjadi istana yang melampaui batas keuangan keluarga.

Orang tuanku pernah mengambil pinjaman untuk pembelian mobil karena kendaraan lamanya telah usia dan menjadi beban. Mereka tidak memilih belanja di showroom, melainkan mendapatkan mobil bekas yang hanya digunakan selama setahun saja sehingga keadaannya masih sangat baik namun dengan harga yang lebih rendah dibandingkan ketika dibeli langsung dari penjual resmi.

4. Capai Prestasi Mengejutkan dengan Harga Terjangkau

Untuk para pemegang saham Berkshire Hathaway, Buffett dalam pesannya mengungkap rahasia kesuksesannya dengan menyatakan: “Harga merupakan biaya yang harus dibayar, sementara nilai adalah manfaat yang diperoleh.”

Artinya kita bisa rugi secara finansial bila membayar suatu harga yang tak sepadan dengan nilai barang atau jasanya.

Ibu sering mengambil keuntungan dari potongan harga pada produk yang dia incar. Ini dilakukan agar bisa mendapat nilai maksimal ketika harga turun. Jika sebuah benda tidak sangat diperlukan, ibu tak akan langsung membelinya.

Di samping itu, ibu juga ahli dalam bernegosiasi harga barang. Suatu kali pedagang tersebut berkata kepada bapak bahwa bapak termasuk beruntung memiliki isteri seperti ibu lantaran kemampuan ibu yang handal saat melakukan tawar-menawar harga.

5. Menginvestasikan Diri Pada Diri Sendiri

Di luar investasi di bidang seperti saham, Buffet juga menyarankan untuk berinvestasi pada diri sendiri.

“Investasikanlah diri Anda sebanyak mungkin. Sampai saat ini, Anda merupakan harta karun paling berharga bagi diri Anda sendiri,” ucapnya.

Ketika telah memiliki dua orang anak, ibu memulai kembali pendidikannya tanpa bantuan finansial dari pihak lain. Tentunya ini membantu meningkatkan pengetahuannya serta menjadikannya lebih terampil di bidang kerjanya. Tidak hanya itu, ia juga menerima kenaikan gaji sebagai hasilnya. Sementara itu, ayahku melakukan hal serupa dengan mengambil program studi tambahan menggunakan dana pribadi.

Bukan hanya bagi diri mereka sendiri, namun kedua orang tua saya sangat peduli dengan pendidikan putra-putrinya. Meskipun kami termasuk dalam kelompok masyarakat kelas menengah, mereka berusaha sekuat tenaga menyediakan hal-hal terbaik agar dapat memastikan bahwa anak-anak mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih baik lagi.

6. Bersedekah

Buffett pernah menyampaikan, “Apabila kamu masuk ke dalam 1% orang terberuntung di planet ini, maka sudah seharusnya kamu merasa berkewajiban pada sisa populasi manusia dengan mempertimbangkan nasib 99% sisanya.”

Buffett juga menginvestasikan sebagian hartanya untuk tujuan filantropi. Ia berkolaborasi dengan pendiri Microsoft, Bill Gates, dalam mendirikan The Giving Pledge yang bertujuan agar para jutawan dan miliarder dapat memberikan kembali harta mereka melalui program tersebut.

Sudah tentu berbuat sedekah tak perlu menanti kekayaan. Sedekah juga merupakan sunnah dalam agama.

Meskipun tidak termasuk kalangan yang sangat berkelimpahan, ibuku memberikan sebagian dari pendapatannya yaitu sepertiganya sebagai bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Ini selaras dengan salah satu hadits mengenai amalan baik tersebut.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim terdapat narasi mengenai seekor awan yang ditugaskan untuk menetes hujannya hanya pada satu kebun milik seorang tani. Rupanya, si tani mendapatkan anugerah ini lantaran ia telah menyisihkan seperempat dari seluruh hartanya sebagai sedekah, separohnya lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sementara sisanya dipakai kembali sebagai modal usaha pertanian.

Ketika ibuku akan pensiun, kekhawatiran utamanya adalah ia tak dapat berinfak sebanyak dulu. Namun setelah ibu memasuki masa pensiun, beliau masih terus menyisihkan apa pun kemampuan finansialnya untuk berbuat baik.

Itu semua dilanjutkan olehnya karena ibuku yakin bahwa Allah akan memberi ganjaran berkali-kali lipat apabila kita bersikap ikhlas serta memiliki niat yang tulus dalam menolong orang lain.

7. Hidup Sederhana

Satu aturan penting yang dianut oleh Buffett dalam mengumpulkan hartanya adalah dengan menetapkan pola hidup sederhana serta menghindari pergolakan gaya hidup berlebihan.

Buffett lebih menekankan pada pengalaman dan relasi dibandingkan dengan hanya memiliki harta mewah. Dia menyadari bahwa kegembiraan sesungguhnya bukan datang dari belanja berlebihan, melainkan dari menjaga keseimbangan di antara kesetabilan ekonomi dan kepuasan diri.

Merombak pandangan mengenai harta benda, dari fokus pada pembelian demi mendapatkan penerimaan sosial menjadi menggunakan dana dengan cerdas guna menciptakan hidup yang lebih berkualitas, merupakan elemen penting dalam mewujudkan kekayaan berkelanjutan.

Perubahan ini menghasilkan sikap humbel, kedisiplinan dalam urusan finansial, peningkatan angka tabungan, dan pengambilan kebijakan investasi yang semakin bijak.

Ketika dia masih bekerja, ibu saya sempat mendapatkan kenaikan upah. Namun, bukannya meningkatkan standar kehidupan, beliau justru memutuskan untuk memberi sebagian dari pendapatan tambahan itu sebagai sedekah dan hanya setengah daripada apa yang diharapkankan.
Correction: The second sentence of my previous response contained an error due to misunderstanding your original statement; therefore I will provide another attempt:
Namun, alih-alih menambah konsumsi atau hiburan dirinya, ibunya malah berinisiatif menyumbang satu pertiganya kepada amal tanpa merubah besar pengeluaran harian secara signifikan.
(However, instead of adding consumption or entertainment for herself, she chose to donate one third of her additional income to charity without significantly changing daily expenses.)

Pernahkah saya menanyakan hal tersebut. Bukankah ibu ingin memiliki barang-barang seperti orang lain? Misalnya saja tas, sepatu, serta pakaian bermerk?

Mama berkata bahwa pada akhirnya suatu saat dia akan pensiun dan merasa cemas karena khawatir kebiasaan belanja produk bermerk miliknya harus dihentikan. Hal ini yang sebenarnya dapat menyebabkan stres baginya di masa depan.

Oleh karena itu, ibu saya memperbaiki sedikit tingkat kehidupan sehari-hari sambil tetap konsisten dalam pengaturan finansial. Beliau tidak termasuk tipe orang yang berbelanja secara gegabah atau impulsif tanpa adanya pertimbangan terlebih dahulu.

Ibu saya seseorang yang humble jadi dia tak merasa perlu bersaing dengan pihak manapun atau memberikan kesan berlebihan kepada siapa pun. Dia merupakan individu yang selalu konsentrasi terhadap tujuannya.

8. Uang Adalah Sebuah Game Jangka Panjang

“Beberapa orang merasakan keteduhan pada siang hari ini berkat seseorang yang sudah menanam pohon bertahun-tahun silam,” jelas Buffett.

Paham itu menjelaskan bahwa pengorbanan saat ini akan membuahkan kedamaian di kemudian hari, bisa dalam bentuk bebas hutang, persiapan pensiun yang nyaman, sampai berhasil mendidik anak dengan baik.

Warren Buffett merekomendasikan investasi melalui pasar saham serta opsi lainnya.

Ibu saya kurang memahami konsep saham. Menurut pengetahuannya, dia dapat berinvestasi dengan cara lain yaitu menggunakan emas. Meskipun Warren Buffett meremehkan investasi dalam bentuk emas, namun emas telah dibuktikan sebagai logam mulia yang mampu bertahan dari inflasi dan nilai jualnya cenderung naik seiring waktu.

Di samping itu, sang ibu pun mengembangkan usaha melalui pembangunan rumah kontrakkan. Saat ini pada hari tuanya, properti tersebut kian memberikan pendapatan pasif kepada beliau. Sementara itu, logam mulia yang dahulunya dikoleksi telah meningkat harganya secara signifikan. Keadaan ini menciptakan perasaan keamanan lebih karena apabila suatu saat nanti dana darurat dibutuhkan, mereka tak lagi merasa cemas atau khawatir.

Inilah pembelajaran finansial yang saya lihat dari ibu saya dan ternyata sejalan dengan nasihat keuangan dari Warren Buffet.

Pada masa pensiunnya, kedua orang tuaku menghabiskan waktu untuk merasakan buah dari kerja keras mereka tanpa memiliki utang atau ketergantungan kepada kami sebagai anak-anak. Keduanya merupakan teladan dalam hal independensi dan telah mencegah kita menjadi generasi tertimpa antara dua generasi lainnya.

Ibu saya belum pernah mempelajari buku tentang keuangan karya Warren Buffett, namun beliau sangat mahir dalam hal pengaturan uang. Ini terjadi karena ibu sadar bahwa dirinya perlu mengoptimalkan pemakaian semua sumberdaya yang dimiliki dengan cara terbaik.

Pertimbangan finansial yang dilakukan oleh ibu saya telah diperhitungkan secara matang serta di mata dengan visi jangka panjang. Ini membantu ibu dan ayah saat ini untuk menikmati hari pensiun mereka dengan tenang dan damai.

Ini mendorong kita sebagai anak-anak untuk menangani dan memiliki pengambilan keputusan finansial yang solid.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *