Pada H-4 lebaran, Terminal Bayangan Pondok Pinang di Jakarta Selatan sudah mulai ramai dengan para pemudik. Kesan kepadatan dan kesibukan terlihat jelas di sekitar area terminal saat siang hari ini.
Pantauan
Di tempat tersebut, pada hari Kamis (27/3) sore, bus antar kota berlalu-lalang secara bertubi-tubi, mengantar dan menjemput penumpang dengan pesat.
Kemacetan di area tersebut pun kelihatan cukup parah. Pegawai dari Dishub nampak sedang mengatur kendaraan-kendaraan yang berhenti di pinggir jalan.
Di dekat area konter tiket, barisan orang-orang yang ingin naik bis tampak membentuk garis melengkung. Beberapa di antaranya asyik bertanya tentang jadwal keberangkatan, sedangkan sisanya hanya duduk dan menanti dipanggil untuk memasuki bis. Pengumuman bergantian oleh petugas tentang keberangkatan malah makin menyumbat keramaian tempat tersebut.
Sejumlah warga yang mudik terlihat mengangkut bagasi dalam jumlah banyak, meliputi peti koper, kotak berisi hadiah untuk keluarga, sampai tas plastik dengan ukuran raksasa.
Beberapa orang tiba bersama keluarganya, terlihat sedang bercengkerama dan tak jarang meledak dalam tawesan, namun ada pula yang pergi sendirian sambil memancarkan ekspresi serius.
Di tepi terminal, para penjual kaki lima mengambil kesempatan ini untuk menawarkan barang dagangannya. Terdapat penjaja minuman sejuk, cemilan ringan, sampai hidangan berat sebagai persediaan selama perjalanan.
Relatif Sepi Dibanding 2024
Walaupun terlihat padat, pemilik terminal informal Pondok Pinang, Angel (56), malah mengatakan bahwa situasi ini lebih sepi daripada tahun kemarin.
“Sepi sekali hari ini, lebih sepi daripada tahun lalu,” ujar Angel ketika diwawancara.
di lokasi, Kamis (27/3)
Menurut dia, total bis yang melewati terminal tersebut pada hari itu adalah 120 unit. Meskipun angka ini lumayan besar untuk musim mudik, namun masih kurang banyak daripada tahun-tahun sebelumnya.
“120 Satu hari itu, Lebaran lho,” katanya.
Semarang Menjadi Destinasi Unggulan, Padang Jalur Paling Jauh
Berdasarkan maksud perjalanannya, Angel menyebutkan bahwa mayoritas bis yang berasal dari terminal ini menuju Jawa Tengah, diikuti oleh Jawa Timur. Di sisi lain, jalur dengan jarak terpanjang yang ada adalah ke Padang, Sumatera Barat.
“Saat ini perjalanannya dimulai dari sini menuju Jawa Tengah terlebih dahulu, kemudian lanjut ke Jawa Timur, dan yang terakhir adalah Padang. Rute tersebut merupakan jalur termuda, dengan waktu keberangkatan berkisar antara pukul 10 pagi hingga 1 siang,” paparnya.
Walaupun pemesanan tiket daring terus bertambah, Angel mengingatkan bahwa para calon penumpang tetap harus memastikan diri mereka dengan mendatangi loket terminal sebelum keberangkatan.
“Lebih banyak daring, tetapi tentu saja perlu ada staf di sini untuk melakukan konfirmasi. Mereka menunjukkan tiket online mereka,” jelasnya.
Pengurangan Angka Penumpang serta Tarif Karcis
Angel menduga bahwa jumlah pemudik pada tahun ini akan berkurang sebesar kira-kira 40% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Dia mencocokkan situasi saat ini dengan masa lampau, ketika antrian bis terpaksa membentuk barisan yang sangat panjang hingga ke area Lembaga Pendidikan Kepolisian Republik Indonesia (Lemdiklat Polri).
“Biasanya ke Lemdiklat Polri biasanya berbaris (bis) setahun ini diperkirakan akan turun sekitar 40%,” ujarnya.
Pada saat yang sama, biaya untuk tiket bis pun naik, walaupun tingkat tarif tersebut diatur oleh setiap perusahaan transportasi darat (PO). Menurut Angel, kenaikan harga merupakan salah satu faktor utama dalam pengurangan jumlah penumpang.
“Ada kenaikan harga, tetapi setiap Penyelenggara Opsi (PO) menetapkan tarif mereka sendiri. Jika dibandingkan dengan hari keempat tahun lalu, angkanya turun 40%. Misalnya saja tahun lalu mencapai 3 ribu orang, sedangkan saat ini hanya sekitar 2ribuan penumpang,” jelas Angel.