Food vlogger Codeblu lagi-viral setelah dituduh menguras toko roti hingga Rp600 juta.
Adalah Codeblu yang menyatakan permintaan maaf secara terbuka atas kasus pemerasan yang diduga dilakukannya.
Diketahui, seorang vlogger makanan codeblu ini memiliki nama lengkap William Anderson pernah mengunggah ulasan yang mengatakan bahwa brand roti Clairmont Patisserie memberikan kue nastar berjamur kepada sebuah panti asuhan di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Jika ingin videonya dihapus, Codeblu mengenakan tarif Rp 330 juta hingga Rp 600 juta.
Ternyata Codeblu salah sasaran.
Dikabarkan, kue berjamur tersebut diberikan mantan karyawan Clairmont berinisial R yang marah karena diberhentikan.
Tidak hanya itu, R juga menghubungi Codeblu untuk disebarluaskan.
Senin (3/3/2025), Codeblu menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada Clairmont melalui postingan video di Instagram-nya, Kamis (27/2/2025).
Permintaan maaf itu disampaikan setelah akun-akun seperti @dhemit_is_back02 dan @SSC_politik terus menyoal tindakan Codeblu yang diduga sengaja menyerang pengusaha kuliner lewat review buruk demi keuntungan pribadi.
“Minta maaf kepada brand CT, saya telah membagikan berita palsu yang saya dapat dari sumber yang tidak dapat dipercaya yang menyebabkan kerugian bagi pihak CT dan masyarakat Indonesia, membuat banyak orang merasa khawatir,” ujar Codeblu.
Dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
“Saya minta maaf dan tidak akan saya lakukan lagi hal serupa di masa depan,” ungkapnya.
Sementara itu, Codeblu masih mengunggah postingan tentang kue nastar berjamur itu di akun Instagramnya tanggal 15 November 2024.
Dia menyebut toko roti itu dengan sebutan kasar di postingan itu.
“Saya mengirimkan makanan kering kue dalam tiga kardus yang telah kadaluarsa ke panti asuhan,” ujarnya.
Bayangkan makanan yang rusak itu hanya untukmu sendiri, apalagi anak yatim.
Tapi ini kejadian sangat tidak manusiawi, saya serahkan kepada rakyat netizen dalam mendalami,
Dia mengaku menerima informasi dari sumber tertentu, yang kemudian diketahui sebagai mantan karyawan vendor yang telah bekerja sama dengan toko tersebut.
Codeblu mengatakan bahwa selain makanan yang rusak dan kadaluarsa, dapur toko itu juga kotor dan tidak higienis karena banyak tikus.
“Tidak manusiawi, kalau aku menjadi pemerintah ketahuan seperti ini, bukan hanya aku tutup tapi aku akan memberikan denda dan sanksi sosial,” tulis dalam postingannya.
Dikatakan, banyak orang yang mengeluh terganggu atas tindakan review makanan dan tempat usaha makanan Codeblu
Sebelumnya, dugaan tersebut pertama kali diungkap oleh akun Instagram @ssc_politik yang menerima aduan dari beberapa korban.
“Kronologinya seperti ini, ada sebuah akun di Instagram bernama ssc_politik,” kata Yusril.
“Terbaru mereka mengeluarkan pendapat nih tentang kasus seorang penulis ulasan makanan yang diduga mencoba untuk melakukan penipuan,” katanya.
Melalui kanal YouTube YUSRIL KIM pada 27 Februari 2025, Yusril Kim menjelaskan kronologi kasus ini, di mana Codeblu diduga meminta uang sebesar Rp330 – Rp650 juta untuk menghapus video review negatif tentang toko roti tersebut.
“Dia menawarkan takedown video dengan syarat kerjasama, dan harga kerjasamanya tidak sedikit, sekitar Rp650-330 juta,” kata Yusril.
Akun Instagram @ssc_politik menyebutkan bahwa modus pemerasan dilakukan dengan menggunakan kerja sama melalui FND konsultan. Yusril menjelaskan bahwa Codeblu menawarkan jasa kerja sama dengan tarif fantastis sebagai syarat untuk menurunkan video review negatif yang sebelumnya diunggah.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan, tapi proses hukum masih berlangsung.
Mengenai tuduhan itu, Codeblu pernah menyatakan bahwa tujuannya hanya untuk memberikan pendidikan kepada pemilik usaha.
Akan tetapi, setelah kontroversi semakin meluas, ia akhirnya mengunggah video permintaan maaf dan mengakui bahwa informasi yang diterimanya berasal dari sumber yang tidak dapat dipercaya.
Tak hanya toko roti, salah satu restoran yang pernah direview Codeblu juga merasakan dampak, menyebutkan bahwa review tersebut mengakibatkan penurunan pendapatan hingga 50 persen
DPR Ikut Bereaksi
Respon DPR terhadap Konten Pemilik Akun Review Makanan yang Mengandung Kontroversi telah menarik perhatian Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, menyoroti fenomena konten review makanan yang semakin populer, namun dapat merugikan produsen dan konsumen.
Anam menduga ada kelemahan dari Kementerian Perdagangan dalam melindungi kedua belah pihak dan meminta tindakan tegas terhadap pembuat konten yang menakutkan.
Kontroversi ini menyoroti pentingnya memverifikasi informasi sebelum dikirim oleh pembuat konten, serta perlunya aturan yang jelas untuk melindungi pengembang dan konsumen dari dampak buruk ulasan yang tidak akurat.
(*)