Mengenal Baitul Izzah, Tempat Turunnya Al-Quran Sebelum ke Rasul

banner 468x60

Proses turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad melalui beberapa tahapan. Salah satunya ialah turunnya Al-Qur’an di Baitul Izzah sebelum diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril. Lantas, apa itu Baitul Izzah, di mana lokasinya, dan bagaimana proses turunnya Al-Qur’an di Baitul Izzah?

Keberadaan Baitul Izzah menjadi bagian dari proses turunnya Al-Qur’an yang wajib diimani oleh setiap muslim. Baitul Izzah merupakan tempat turunnya Al-Qur’an tepat di langit dunia.

.

dan Lailatul Qadar menjadi dua peristiwa penting terkait dengan turunnya Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Ini menandai kemuliaan bulan Ramadhan sehingga perlu menjadi momentum untuk banyak mendekatkan diri pada Allah Swt.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Baca juga:


Apa itu Baitul Izzah?

. Lantas, sebenarnya apa itu Baitul Izzah?

sebelum disampaikan kepada Rasulullah saw. Beberapa literatur dan hadits menjelaskan sebelum Al-Qur’an sampai kepada Rasulullah saw., terlebih dahulu diturunkan secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah.

Melansir laman NU Online, proses turunnya Al-Qur’an ke Baitul Izzah dijelaskan dalam sebuah ayat pada QS. Al-Baqarah [2]: 185, sebagai berikut:

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil),” (QS Al-Baqarah [2]: 185).

Istilah atau penamaan Baitul Izzah secara etimologi terdiri dari dua kata, yakni ‘bait’ yang berarti ‘rumah’ atau ‘tempat’ dan “izzah” yang berarti ‘kemuliaan’. Berdasarkan penjelasan etimologis tersebut, Baitul Izzah didefinisikan “rumah kemuliaan” atau “tempat yang mulia” di langit dunia.

Keberadaan Baitul Izzah menunjukkan betapa mulianya Al-Qur’an sebagai wahyu Allah Swt. Baitul Izzah menjadi tempat sebelum wahyu diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantara malaikat Jibril.

Ayat di atas juga dijelaskan secara lebih lanjut dalam sebuah hadis yang menjelaskan tentang proses turunnya Al-Qur’an.

فُصِلَ القُرْآنُ مِنَ الذِّكْرِ [أي: اللّوح المحفوظ]، فَوُضِعَ فِي بَيْتِ العِزَّةِ مِنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَجَعَلَ جِبْرِيلُ عليه السّلام يَنْزِلُ بِهِ عَلَى النَّبِيِّ صلّى الله عليه وسلّم

“Al-Quran dipisahkan dari ad-Dzikr (Lauhul Mahfudz) lalu diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian Jibril menyampaikannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,” (HR. Hakim dalam al-Mustadrak 2/223, Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf 10/533, dan disahihkan oleh ad-Dzahabi).

Beberapa mufasir, seperti Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an al-‘Adzim, Fakhruddin al-Razi dalam Mafatih al-Ghaib, Abdurrahman as-Sa’di dalam Tafsir as-Sa’di, dan pakar tafsir lainnya, sepakat bahwa Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan secara utuh dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah.

Berdasarkan hadis di atas, disebutkan pula terkait keberadaan atau lokasi Baitul Izzah. Lokasi Baitul Izzah sebagaimana dijelaskan dalam hadits di atas berada di langit dunia.

Ini menunjukkan bahwa Baitul Izzah menjadi tempat mulia. Bahkan Baitul Izzah juga disebut sebagai rumah ibadah bagi penduduk langit dunia.

Terkait dengan hadis riwayat Ibnu Abbas di atas, Az-Zarqani menanggapi:

وهي أحاديث موقوفة على ابن عبّاس غير أن لها حكم المرفوع إلى النبيّ صلّى الله عليه وسلّم لما هو مقرّر من أنّ قول الصّحابيّ فيما لا مجال للرّأي فيه، ولم يعرف بالأخذ عن الإسرائيليّات حكمه حكم المرفوع

“Hadis ini mauquf sampai Ibnu Abbas, hanya saja dihukumi marfu’ sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berdasarkan kaidah bahwa perkataan sahabat, untuk masalah di luar logika, dan dia bukan termasuk orang yang suka menerima berita israiliyat, maka status perkataannya sama seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Setelah itu, beliau memberi penjelasan lebih lanjut:

ولا ريب أنّ نزول القرآن إلى بيت العزّة من أنباء الغيب الّتي لا تعرف إلاّ من المعصوم، وابن عبّاس رضي الله عنه لم يعرف بالأخذ عن الإسرائيليّات، فثبت الاحتجاج بها

“Tidak diragukan bahwa turunnya Al-Quran ke Baitul Izzah termasuk berita gaib, yang tidak bisa diketahui kecuali melalui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ma’shum. Dan Ibnu Abbas juga bukan orang yang dikenal suka menerima berita israiliyat, sehingga perkataan beliau dalam hal ini boleh dijadikan dalil,” (Manahil al-Urfan, 1/45).

Baca juga:


Proses Turunnya Al-Qur’an di Baitul Izzah

Proses turunnya Al-Qur’an terdiri dari dua tahapan. Sebagian membagi proses turunnya Al-Qur’an menjadi tiga tahapan.

Al-Qur’an dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Setelah itu, Allah Swt. menurunkan Al-Qur’an dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad saw.

menjadi tiga proses atau fase. Melansir laman NU Online, fase pertama turunnya Al-Qur’an ialah ketika Al-Qur’an diturunkan ke Lauhul Mahfudz secara keseluruhan.

Dalil tentang fase pertama turunnya Al-Qur’an ini dijelaskan dalam QS. Al-Buruj: 21—22 berikut:

بَلۡ هُوَ قُرۡءَانٞ مَّجِيدٞ (٢١) فِي لَوۡحٖ مَّحۡفُوظِۢ (٢٢)

“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur’an yang mulia. Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh,” (QS Al-Buruj [85]: 21-22).

Fase kedua turunnya Al-Qur’an ialah saat Al-Qur’an secara utuh dari Lauhul Mahfudz diturunkan ke Baitul Izzah. Proses ini berlangsung pada bulan Ramadhan, tepat pada malam Lailatul Qadar.

Dalil tentang fase kedua turunnya Al-Qur’an dijelaskan dalam QS Al-Baqarah [2]: 185 berikut ini:

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil),” (QS Al-Baqarah [2]: 185).

Fase ketiga sekaligus fase terakhir turunnya Al-Qur’an ialah ketika Al-Qur’an diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Ayat-ayat yang turun berangsur sesuai dengan konteks peristiwa saat itu.

Dalil yang menjadi dasar fase ketiga turunnya Al-Qur’an terdapat dalam QS. Asy-Syu’ara: 193-195, berikut ini:

نَزَلَ بِهِ ٱلرُّوحُ ٱلۡأَمِينُ (193) عَلَىٰ قَلۡبِكَ لِتَكُونَ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ (194) بِلِسَانٍ عَرَبِيّٖ مُّبِينٖ (195)

“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muhammad saw.) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelas,” (QS Asy-Syu’ara [26]: 193-195).

Tahapan turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah saw. berlangsung secara berangsur-angsur atau bertahap. Proses turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah saw. ini terjadi selama periode 22 tahun, 2 bulan, 22 hari, atau 23 tahun. Pembagiannya ialah 10 tahun di Mekkah dan 13 tahun di Madinah.

.

dapat dilaksanakan selama bulan Ramadhan terutama untuk lebih mengenal Islam dan lebih dekat dengan Al-Qur’an.

Baca juga:
banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *