Isu Reshuffle Kabinet Prabowo-Gibran Usai Lebaran: Analisis Pakar

banner 468x60


.CO

-Issue mengenai spekulasi reshuffle di dalam kabinet Prabowo-Gibran mulai ramai dibicarakan lagi setelah Idul Fitri 1446 Hijriah.

Tiga aspek yang dianggap penting oleh analis politik Andi Yusran sebagai dasar mengapa reshuffle kabinet perlu segera dilaksanakan oleh Presiden RI Prabowo Sugianto diketahui dalam hal ini.

Menurut Andi Yusran, ada tiga faktor utama yang perlu diperhatikan, yaitu: Pertama, adanya defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kedua, penurunan pendapatan dari sektor pajak. Ketiga, berkurangnya produktivitas pada sektor usaha nyata di Indonesia saat ini.

“Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penurunan pendapatan pajak, serta berkurangnya produktivitas di sektor nyata merupakan indikator penting adanya reshuffle kabinet,” kata Andi Yusran, Jumat (4/4/2025).

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Andi Yusran menyatakan bahwa Presiden Prabowo harus segera merombak tim menterinya, terutama mereka yang bertanggung jawab atas bidang ekonomi.

Andi juga mengkritik susunan kabinet yang dianggap terlalu berisi. Menurut Andi, memiliki banyak menteri dalam sebuah kabinet belum tentu akan memperbaiki efektivitas pemerintah.

“Justru kabinet tambahan menjadikan bebannya pada finansial negara,” tegas analis politik dari Universitas Nasional tersebut.

Baru-baru ini, beberapa menteri dalam Kabinet Presiden Prabowo mendapat kritikan akibat kebijakan mereka yang kurang berhasil dan gaya komunikasi yang malah menciptakan kontroversi di kalangan publik.

Co-Founder dari Forum Intelektual Muda, Muhammad Sutisna, juga menyampaikan pandangan serupa.

Dia merasa bahwa kinerja dari departemen yang bertanggung jawab atas isu-isu seperti perdagangan, investasi, serta energi kurang memadai dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi yang ada saat ini.

“Untuk menyelesaikan krisis saat ini, Presiden Prabowo Subianto perlu memperbaharui jajaran menterinya dengan individu-individu yang lebih tepat,” kata Sutisna dalam siaran persnya pada hari Kamis (3/4/2025).

Menurut Sutisnan, peningkatan biaya bahan-bahan dasar merupakan masalah besar yang masih dihadapi oleh publik.

Kondisi ini sungguh membingungkan karena penghasilan orang-orang semakin berkurang sementara biaya untuk barang-barang penting justru meningkat.

“Biaya untuk barang-barang esensial seperti minyak goreng, cabai, bawang, sampai telur selalu meningkat, sehingga banyak orang perlu berpikir kreatif supaya masih dapat mencukupi keperluannya meski dengan dana yang terbatas,” jelas lulusan dari Universitas Indonesia tersebut.

Sebaliknya, IHSG mencatat penurunan sebesar 0,78 persen dan hampir semua sektor mengalami pelemahan. Hal ini dikarenakan ketidakjelasan pasar akibat adanya overlap posisi dalam Kabinet Prabowo-Gibran, salah satunya adalah Rosan Roeslani.

Menurut Sutisna, akan lebih baik jika Rosan dapat mengkhususkan dirinya pada BPI Danantara, sehingga Presiden Prabowo Subianto harus mencadangkan posisi Menteri Investasi untuk orang lain yang baru.

(jpg)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *