Wajah Sri Maryati berseri-seri dengan senyumannya ketika ia berdiri di depan toko bernama Toko Melati yang letaknya ada di Pasar Beringharjo, Yogyakarta.
Pakaian pernikahan yang ditampilkan pada manekin kelihatan jelas di hadapan Toko Melati, persis di sebelah kanan Sri Maryati.
Toko Melati kerap menjadi destinasi utama bagi warga yang ingin membeli pakaian pernikahan di Pasar Beringharjo.
Secara sebenarnya, tidak hanya pakaian pernikahan yang tersedia di Toko Melati, tetapi juga terdapat baju adat, beskap, kain brokat, beragam jenis kain, serta berbagai aksesori tambahan.
Pertempuran Sri Maryati untuk membangun Toko Melati sampai akhirnya mendirikan tujuh gerai di Pasar Beringharjo pasti bukanlah perjalanan singkat yang tanpa rintangan.
Walaupun merupakan warisan keluarga, Sri Maryati memulai membuka Toko Melati pada tahun 1997.
“Saya memiliki 11 pekerja dan di Pasar Beringharjo terdapat tujuh gerai, namun hanya satu yang beroperasi sementara sisanya digunakan sebagai gudang,” ungkap Sri Maryati ketika ditemui oleh beberapa jurnalis pada hari Kamis (13/2/2025).
“Dalam tahun 1997, saya memiliki tiga kios dan saat ini jumlahnya telah meningkat menjadi sebelas toko yang terletak dari Pasar Beringharjo hingga ke rumah,” jelasnya.
Minat terhadap gaun pernikahan membuat Sri Maryati mendirikan Toko Melati yang telah beroperasi selama hampir tiga puluh tahun tersebut.
“Para pedagang umumnya menjajakan barang yang mereka sukai, sedangkan saya menyukai pakaian pernikahan, dan bisnis saya adalah menjual sayuran,” ungkap Sri Maryati.
Sri Maryati kemudian menceritakan tentang harga-harga produk yang ditawarkan di Toko Melati, berkisar antara gaun pernikahan tertinggi seharga Rp 25 juta sampai dengan Bros terendah senilai Rp 5 ribu.
Di samping itu, Sri Maryati pun melayani pemesanan pakaian berdasarkan keinginan pelanggan; kemudian dia hanya perlu membeli kain di Solo sebelum mengolahnya menjadi produk jadi yang disesuaikan dengan spesifikasi pesanan tersebut.
Mengedepankan mutu barangnya, seorang perempuan yang lahir di Sleman pada tahun 1969 berhasil mendapatkan banyak pelanggan sampai ke mancanegara.
Sebagian besar pelanggan internasional telah mengunjungi Toko Melati terlebih dahulu sebelum akhirnya melakukan pemesanan berdasarkan keperluannya masing-masing.
“Saya memiliki pelanggan dari Suriname, Malaysia, Singapura, dan Algeria. Mereka datang kemari memilih, memesan beberapa porsi, lalu pesanan mereka akan diantar nanti,” jelas Sri Maryati.
Maryati Sri bahkan tanpa rasa takut menghadapi kompetisi, khususnya para penjual yang telah menembus pasar daring.
Toko Melati masih menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi modern, meskipun tujuannya hanyalah untuk mempertahankan komunikasi dengan konsumen baik lokal maupun internasional lewat aplikasi WhatsApp dan platform Facebook.
“Rezeki sudah diatur Tuhan Mas, saya tidak khawatir dengan pedagang online,” ujar pemilik Toko Melati itu.
Toko Melati Tetap Berinovasi
Walaupun tidak mengembangkan bisnisnya di ranah daring, Toko Melati masih terus berinovasi untuk menaikkan penghasilannya.
Salah satunya adalah dengan berperan sebagai Agen BRILink yang dipilih oleh Sri Maryati sebagai pilihan bisnis selain menjual gaun pernikahan di Toko Melati.
Sri Maryati menyadari potensi bisnis dari permintaan warga yang berkunjung ke Pasar Beringharjo dan memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut sebagai lahan usahanya.
Akibatnya, Sri Maryati setuju dengan penawaran BRI dan menjadi Agen BRILink di tahun 2018.
Kini Toko Melati telah menjadi Agen BRILink sehingga dapat membantu proses transaksi keuangan dengan lebih mudah, termasuk setoran tunai, penarikan tunai, serta pengiriman uang.
“Umumnya jika ada orang ingin mengambil uang tunai, saya minta mereka datang kesini, terkadang untuk penyetoran harap berikan di bawah Rp 1 juta,” jelas Sri Maryati.
Sebagai Agen BRILink, Toko Melati dapat menangani hingga 10 nasabah setiap harinya untuk bertransaksi.
Meskipun begitu, Toko Melati tidak dapat menangani pengiriman uang melebihi Rp 1 juta per transaksi tunggal.
Sri Maryati bercerita tentang pengalaman dirinya saat menolong nasabah yang ingin mentransfer dana senilai Rp 17 juta.
Oleh karena batas maksimum transaksi melalui Agen BRILink hanya sebesarRp 1juta,jadiSriMaryatisaratkannasabahtersebutuntukmelakukegiatabkusendirimandengankaryaberjangkabanklangsung.
“Ada yang mau titip transfer Rp 17 juta, terus saya bilang ‘oh enggak bisa’, terus saya sarankan ke bank langsung,” ucap Sri Maryati.
Dengan berperan sebagai Agen BRILink, Toko Melasi dapat mengalami sejumlah keuntungan termasuk mendapatkan pelanggan tambahan serta memperbesar penghasilannya.
Sebagai Agen BRILink, Toko Melati akan menerima bimbingan dari BRI yang membuatnya lebih terlindungi dan terpercaya.
Agen BRILink Ekstensi Jangkauan BRI
Kepala Departemen Perbankan Ritel dan Transaksi Regional BRI Cabang Yogyakarta, Fendi Maulana, menyatakan bahwa Agen BRLink membuat proses transaksi menjadi lebih mudah bagi warga di pedesaan melalui berbagai fiturnya.
Dimulai dengan membayar tagihan listrik, air, iuran BPJS, dan membeli pulsa untuk telepon, hingga melakukan pembayaran angsuran dan transaksi lainnya dapat diselesaikan melalui Agen BRILink.
Menurut Fendi Maulana, kenaikan jumlah Agen BRILink menunjukkan permintaan publik yang semakin meningkat.
Hanya pada area Kantor Wilayah Yogyakarta telah terdaftar sebanyak 61.309 agen BRILink yang menyebar di semua kota pelajar tersebut hingga bulan Desember tahun 2023.
Di tahun 2024, jumlah Agen BRILink di area Yogyakarta meningkat menjadi sebanyak 65.482 agen.
“Tentu saja, harapan kami adalah dapat terus mengembangkan jaringan Agen BRILink, sambil juga memperbaiki kualitasnya. Kami pun tetap berkomitmen untuk terus melakukan penilaian,” ungkap Fendi dalam pernyataannya yang sah.
Kepala Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa biaya administrasi senilai Rp 1,6 triliun berasal dari seluruh aktivitas perdagangan melalui jaringan Agen BRILink sampai dengan tahun 2024.
Sunarso menganggap bahwa para agen BRILink yang berada di warung dan toko merupakan bagian dari strategi BRI untuk mencapai pelayanan inklusif tanpa memandang perbedaan tingkat sosial masyarakat.
“Dia menyatakan bahwa mereka tidak membuka cabang bank tambahan guna mengembangkan layanan perbankan. Menurutnya, agen BRILink sangat berpengaruh dalam meningkatkan keterlibatan publik,” ungkapnya dalam pernyatannya yang sah.
(/Khistian Tauqid Ramadhaniswara)