Di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tradisi Kupatan atau Lebaran Ketupat dirayakan dengan berbagai cara yang mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat. Perayaan ini biasanya berlangsung pada tanggal 7 atau 8 Syawal, sekitar sepekan setelah Hari Raya Idulfitri, sebagai bentuk ungkapan syukur dan kebersamaan.
Tradisi Lomban Kupatan di Sungai Tayu
Salah satu perayaan Kupatan yang terkenal di Pati adalah Lomban Kupatan di Sungai Tayu. Tradisi ini melibatkan prosesi larung sesaji ke muara sungai, termasuk kepala kerbau, kepala kambing, dan ayam putih mulus, yang sebelumnya didoakan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Masyarakat percaya bahwa ritual ini bertujuan untuk menolak bala dan memohon keselamatan bagi para nelayan saat melaut. Selain itu, acara ini dimeriahkan dengan berbagai hiburan seperti marching band, barongan, karnaval, ogoh-ogoh, dan pasar malam yang menjual aneka makanan, pakaian, serta wahana hiburan.
Makna Filosofis Ketupat dan Lepet
Dalam tradisi Kupatan, hidangan khas seperti ketupat dan lepet memiliki makna filosofis mendalam. Ketupat melambangkan pengakuan atas kesalahan, berasal dari istilah Jawa “ngaku lepat” yang berarti mengakui kesalahan. Sementara lepet, yang terbuat dari ketan dan kelapa parut, melambangkan eratnya tali persaudaraan dan kebersamaan. Pembuatan dan penyajian kedua hidangan ini menjadi simbol permohonan maaf dan upaya mempererat silaturahmi antarwarga.
Sejarah dan Pelestarian Tradisi Kupatan
Tradisi Kupatan di Jawa diyakini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada masa Wali Songo, dengan memanfaatkan tradisi slametan yang sudah berkembang di masyarakat Nusantara. Tujuannya adalah sebagai sarana mengenalkan ajaran Islam mengenai cara bersyukur kepada Allah, bersedekah, dan bersilaturahmi di hari lebaran.Di Desa Wonosekar, Kecamatan Gembong, misalnya, tradisi Kenduri Kupatan masih dilestarikan sebagai upaya menjaga budaya Syawalan dan memperkuat tali silaturahmi antarwarga.
Melalui berbagai perayaan dan tradisi tersebut, masyarakat Pati tidak hanya merayakan Lebaran Ketupat sebagai momen kebersamaan, tetapi juga melestarikan warisan budaya yang sarat akan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal.
Untuk informasi menarik lainya bisa di lihat di
www.kabarpati.com |