Ray Sahetapy
Aktor senior asal Indonesia sudah tiada pada umur 68 tahun. Ray wafat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 1 April 2025, sambil menciptakan catatan panjang dalam industri film tanah air. Terdahulu, dia didiagnosis mengidap serangan strokedalam tahun 2023 serta sedang memproses proses penyembuhanannya.
Kelahirannya di Donggala, Sulawesi Tengah, pada tanggal 1 Januari 1957, membawa Ray ke dunia akting yang dimulainya tahun 1980. Selama hayatnya, ia telah tampil dalam lebih dari 80 judul film. Prestasi serta komitmennya terhadap profesi aktor menjadikan dia dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam industri perfilman tersebut.
aktor
yang paling luar biasa yang dimiliki Indonesia.
Berikut ini adalah tujuh film yang merupaikan tahap krusial dalam perkembangan karir Ray Sahetapy.
1. Noesa Penida
(1988)
Ray Sahetapy berperan signifikan dalam film tersebut.
Noesa Penida
, mengisahkan tentang sebuah hubungan cinta tiga orang di pulau Bali di awal abad ke-20. Berdasarkan sumber tersebut,
indonesiafilmcenter.com
, dia memerankan karakter bernama Jaya, seorang remaja yang dikirim ke Nusa Penida karena telah mengambil nyawa orang lain.
Hubungan cintanya dengan Sari (Ida Ayu Diastini), anak permaisuri dari Raja Tabanan, dihadapkan pada batasan kasta sosial, sampai pada akhirnya Jaya harus menghabiskan hidup dalam kesengsaraan. Dalam penampilannya, Ray menyampaikan ekspresi emosional secara mendalam, memperkaya gambaran tentang tokoh Jaya yang nasibnya pilu ini, berkat itu dia berhasil masuk sebagai calon untuk penghargaan Pemeran Laki-laki Terbaik dalam FestivalFilmIndonesia (FFI) tahun 1989.
2. Sejuta Serat Sutra
(1981)
Dikutip dari
Indonesian Film Center
, dalam
Sejuta Serat Sutra
, Ray Sahetapy memerankan perannya sebagai Yanuar, seorang anak yang terjerumus dalam perselisihan keluarganya berkaitan dengan harta pusaka. Cerita film ini mengeksplorasi dinamika masalah rumah tangga di mana setiap pihak memiliki agenda tersendiri.
Karaktar yang dimainkan Ray mencerminkan egonya yang besar, tetapi juga menyajikan perasaan intens saat dia berurusan dengan fakta yang pedas. Paparan Ray terhadap peran di film tersebut sekali lagi mewujudkan kebolehannya dalam merepresentasikan tokoh yang rumit.
3. Kabut Ungu di Tepi Pantai
(1981)
Dalam
Kabut Ungu di Tebing Pantai
, Ray Sahetapy memerankan karakter bernama Yanto, seorang fotografer terkenal yang mulai sombong akibat kesuksesannya. Tegangan dalam hubungan keluarganya dengan sang istri, Lastri, meningkat saat Yanto menjalin affair dengan asistennya baru-baru ini, Yati.
Setelah terciduk karena bermain api dengan orang lain, Yanto mempertengkarkan diri dengan Lastri sehingga muka istrinya menjadi hancur. Anggapannya bahwa Lastri sudah tiada membuat Yanto menggotong mayatnya ke kuburan, setelah itu dia sering diganggu oleh roh si istri tersebut. Peran buruk Yanto ini mencerminkan bakat Ray dalam menjalankan berbagai jenis karakter.
4. The Raid
(2013)
The Raid
Adalah salah satu film aksi Tanah Air yang menerima apresiasi dari kancah internasional, serta Ray Sahetapy menjadi salah satu aktor pembantu yang menarik perhatian. Di sana, dia menghidupkan tokoh yang turut ambil bagian dalam serangan kejam tim SWAT yang tersangkut di bangunan dipenuhi oleh para kriminal.
Walau tidak menjadi pemeran utama, Ray berhasil memberi dampak besar terhadap keseluruhan film tersebut. Berdasarkan laporan từ
Antara
, atas perannya dalam
The Raid
, dia sukses memenangkan Penghargaan Akting Pendukung Pria terbaik dalam ajang Indonesian Movie Awards tahun 2013 dengan Piala Layar Emas.
5. Haji Backpacker
(2014)
Movie ini mengisahkan tentang petualangan spiritual seorang laki-laki bernama Mada (Abimana Artasatya) yang menjelajahi banyak negeri pasca hilangnya keyakinannya terhadap Tuhan.
Ray Sahetapy berperan dalam film ini sebagai pemberi evaluasi dan sudut pandang terhadap hidup, menyadarkan Mada akan pentingnya merenungi ketentraman batin lagi. Sebagai tokoh yang arif, perannya memperkaya lapisan cerita pada film bertema petualangan rohani tersebut.
6. Jin Khodam
(2023)
Jin Khodam
Merupakan sebuah film horror yang menunjukkan pertarungan seorang pemuda bernama Bagas melawan ancaman gaib di desanya sendiri.
Ray Sahetapy memerankan seorang karakter yang memiliki kontribusi signifikan dalam alur cerita yang dipenuhi tensi. Walaupun movie ini masih terbilang baru, akting Ray berhasil menciptakan dampak kuat di antara atmosfer horror yang mengagetkan.
7. Tujuh Manusia Harimau
(1986)
Film
Tujuh Manusia Harimau
merupakan salah satu film klasik yang berasal dari cerita rakyat yang mengandung unsur supernatural. Dalam film ini, Ray Sahetapy memerankan karakter bernama Gumara, seorang pria muda yang terjebak dalam urusan harimau bertopeng.
Film ini menyatukan elemen-elemen horor serta keyakinan supernatural yang mendalam, Ray sukses menunjukkan gambaran karakter yang berada dalam dilema antara nasib takdir dan pertarungan internal mereka. Penampilannya sebagi Gumara memperkuat statusnya sebagai aktris yang dapat memberikan hidup pada narasi-narasi yang didasari oleh budaya kental.
Ray Sahetapy sudah meninggalkan industri pertunjukan Indonesia yang kaya akan kenangan. Melalui kesungguhan dan komitmennya, dia telah membentuk jejaknya di setiap karakter yang diperankannya.
film
yang dibawakannya.