Tiap orangtua menginginkan putra atau putrinya berkembang menjadi individu yang kokoh dan bermental tegar. Ini dapat dicapai bila metode pendidikan mereka sesuai. Bagaimana sebaiknya proses pembinaan supaya si kecil memiliki kepribadian?
resilient?
Tidak terbantahkan bahwa sesekali orangtua khawatir tentang kemampuan anak mereka dalam mengembangkan ketahanan mental, termasuk saat berada di sekolah.
Bisakah mereka menyimak dan memahami pelajaran di sekolah? Apakah mereka sedang belajar kemampuan-kemampuan penting agar bisa berkembang sebagai individu dewasa yang adaptif?
Orang tua bisa menanamkan satu sifat pada anak mereka untuk membantu menghadapi tantangan sosial, emosional, atau mental, yaitu ketahanan.
Seperti apa karakter
resilient?
Dikutip dari
Raising Children
, ketangguhan atau
resilience
Adalah kapabilitas untuk ‘menyelamatkan diri’ usai menjalani pengujian dan waktu yang menantang. Ketahanan pula mencakup keberanian untuk bersesuaian dengan ujian serta periode susah yang tak bisa diperbaiki dan selalu bertambah kompleks.
4 Karakteristik Anak Kecil yang Mungkin Berpotensi Menjadi Anak Manja Versi Ahli
|
Karaktar tersebut bisa meningkat atau menurun di momen yang berlainan. Beberapa anak mungkin memiliki kapabilitas lebih untuk mengatasi sejumlah rintangan dibandingkan dengan anak-anak lainnya.
Anak-anak dapat membentuk kekuatan tahan mereka dengan adanya:
- Ikatan yang solid serta dukungan dari keluarga dan kerabat dekat sangat penting.
- Ketrampilan emosi yang memungkinkan mereka merespons hambatan dengan efektif.
Anak-anak yang kuat lebih baik dalam menyeimbangkan perasaan mereka, berdiri lagi setelah gagal, dan bersikap lembut pada diri sendiri ketika membuat kesalahan. Orangtua yang mendidik anak-anak tangguh ini tak menghapus penyebab stres sepenuhnya, melainkan mengajar si buah hati untuk meresponsinya dengan tepat.
Bagaimana Mendidik Anak Agar Memiliki Karakter Yang Baik
resilient
Anak-anak yang kuat bisa bangkit setelah menghadapi kekalahan dan melanjutkan hidupnya dengan lebih cepat. Saat situasi menjadi sulit dan perasaan cemas, kesedihan, frustrasi, atau rasa takut muncul, ketangguhan membuat mereka menyadari bahwa emosi negatif tersebut bersifat sementara.
Mereka biasanya tidak lari dari masalah atau menanganinya dengan metode yang kurang baik, misalnya menjadi sangat defensif atau agresif. Di bawah ini terdapat berbagai langkah untuk membimbing anak supaya memiliki kepribadian yang kuat.
resilient
alias tangguh:
1. Biarkan anak mengalami kegagalannya sendiri
Berdasarkan pendapat Dr. Ken Ginsburg dari Children’s Hospital of Philadelphia, beberapa orang tua mengendalikan paparan anak-anak terhadap hal-hal yang dianggap sebagai pengalaman kurang menyenangkan oleh mereka.
Ginsburg menunjukkan bahwa kebiasaan tersebut malah bisa menghalangi perkembangan mental si anak.
“Peran utama orangtua adalah menjaga anak-anak serta membantu mereka belajar dari kegagalannya sendiri. Salah satu metode untuk menyiapkan anak menghadapi tantangan ialah dengan biarkan mereka terkadang tersandung lalu berdiri kembali,” kata Ginsburg.
2. Izinkan anak mengalami ketakutan
Penulis buku
Kelima Kebiasaan Orang yang Sangat Tahan Banting: Mengapa Beberapa Orang Berkembang Saat Lainnya Menyerah
, Taryn Marie Stejskal mengusulkan kepada para orangtua untuk menyediakan waktu khusus bagi ‘sesi ketakutan’. Aturlah timer selama lima menit dan mintalah sang anak untuk membeberkan semua hal yang menjadi kecemasan mereka.
“Belajar tentang cara menangani kecemasan dan khawatir adalah elemen krusial dalam ketahanan,” ungkap Stejskal seperti dilaporkan oleh
CNBCÂ Make It.
“Kemudian mereka bisa mencatat seluruh ketakutan atau kegelisahan yang ada di pikiran. Setelah jeda tertentu, mintalah mereka untuk menghilangkan rasa cemas itu dan berhenti memikirkannya,” tambah Stejsdal.
3. Bantulah anak untuk merumuskan skenario paling buruk maupun yang terbaik.
Metode alternatif untuk mendampingi anak dalam menangani ketakutan adalah dengan mengharuskan mereka merumuskan gambaran paling buruk serta paling baik dari situasi yang kemungkinan akan dialami.
Ini membuat anak-anak merasa lebih tenang karena mereka sadar bahwa apa pun yang mereka bayangkan sebagai skenario terburuk ternyata tidak serumit yang mereka khawatirkan.
“Menekankan kepada anak-anak bahwa mereka berpotensi menghadapi segala tantangan, termasuk dalam situasi paling sulit, bisa membuat mereka menyadari bahwa kebanyakan permasalahan ternyata dapat diatasi,” jelas Stejsdal.
4. Hormati pertumbuhan individu sang buah hati
Agar anak dapat membangun kekuatan mental dan ketahanan, sangatlah penting agar mereka tidak selalu mencari penghargaan luar diri. Ini berarti harus diperkenalkan kepada konsep menilai prestasinya sesuai dengan ekspektasi pribadi mereka bukan bergantung pada pengakuan orang lain.
“Lebih baik mengajak mereka untuk tidak terpaku pada standar orang lain, namun bantu mereka berfokus pada pertanyaan-pertanyaan ini: ‘Apakah saya sudah mencapai tujuan yang telah saya tentukan?’ serta ‘Apakah saya sedang berkembANG menjadi versi yang lebih baik dari diri saya sendiri?’, ” ungkap Scott Mautz, sang pengarang buku tersebut.
The Mentally Strong Leader.
5. Berfokuslah pada perjalanan, bukan tujuannya
Tidak bisa disangkal bahwa anak-anak mungkin akan menemui kegagalan ketika berusaha meraih tujuan mereka. Fokus terlalu banyak pada hasil akhir hanya dapat menyebabkan mereka ragu untuk mengambil kesempatan atau tumbuh secara optimal.
“Mendidik anak dengan terlalu antusiasme tentang prestasi bisa menghancurkan ketahanan mental mereka sebab ada banyak hal di luar upaya yang dapat mempengaruhi hasil,” jelas Mautz.
Sebaliknya, tanyakan pada anak tentang pengetahuan yang telah mereka peroleh sepanjang jalan itu, atau jika mereka menikmati pengalamannya. Hal ini bisa membuat anak menyadari adanya manfaat dalam mengambil risiko dan mencoba hal baru, bahkan bila akhirnya hasilnya tak seperti yang diharapkan.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagaimana merawat dan mendidik anak supaya memiliki kepribadian yang baik.
resilient
Ingatlah, pastikan bahwa anak Anda mendapatkan peluang untuk mengalami kegagalan sehingga mereka dapat mempelajari bagaimana cara bangkit dan terus berusaha. Semoga ini berguna bagi Anda, Bunda.
Pilihan Redaksi
|
Bagi Bunda yang mau
sharing
soal
parenting
dan bisa dapat banyak
giveaway
, yuk
join
Komunitas Squad. Untuk mendaftar, silakan klik disini.
SINI
.
Gratis!